Indonesia memiliki luas daratan sebesar 2.000.000 Km² di tambah tanahnya yang subur menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya. Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan flora dan faunanya. Tumbuhan apa saja dapat tumbuh subur di negeri ini. Itulah keesan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan keberkahan kepada negeri ini, yang menjadikan Tanah Indonesia bagaikan Tanah Surga.
Sayangnya, keberkahan ini tidak di manfaatkan dengan baik. Banyak sekali produk-produk yang seharusnya bisa di hasilkan di negeri ini diimpor dari negara lain, terutama di produk-produk pertanian. Banyak kita jumpai di pasar buah-buahan import. seperti jambu bangkok, durian bangkok, jeruk china, cabe bangkok. Itu kan tanaman-tanaman yang dapat di tanam di Indonesia.
Kata PM China, dahulu durian-durian Indonesia banyak dijual di China. Tetapi, kini kita malah import durian dari thailand. Kenapa bisa begitu ? Karena rasanya nikmat kah ? ya benar, saya akui rasanya nikmat. Kualitasnya lebih baik daripada durian Indonesia. Untuk menghasilkan produk pertanian yang baik, dibutuhkan teknologi yaitu bioteknologi.
Indonesia memiliki banyak lemabaga-lembaga riset dan universitas-universitas yang mempelajari agroteknologi. Indonesia memiliki 474 lembaga riset atau penelitian yang tersebar di
sejumlah perguruan tinggi, kementerian, dan lembaga penelitian
non-kementerian. Apakah banyaknya lembaga riset dapat memajukan hasil pertanian di Indonesia ? Jawabannya belum. Nyatanya Indonesia masih mengimpor produk pertanian, sepert durian, jeruk, apel, beras, sayur-sayuran, jahe, bawang, singkong, jengkol, etc. Semua itukan tanaman yang bisa di tanam di Indonesia. Kemana sajakah sarjana-sarjana pertanian setelah lulus dari studinya ?
Telah yang saya tulis di artikel sebelumnya, ternyata pemerintah telah mengimpor singkong dari vietnam dan china. Kalau semua produk pertanian di impor, ubah saja Kementrian Pertanian menjadi Kementrian Importir Pertanian (KEMPORTAN) biar para petani lokal dapat dibunuh. Menurut kabar, jengkol aja impor, sungguh terlalu. Apalagi, di salah satu supermarket menyediakan bibit unggul durian malaysia. Kenapa ya negara kita jadi negara importir ?. Tahukah anda, jika Indonesia terus mengimpor, neraca perdagangan kita akan mengalami defisit.
Pada perdagangan 2012, Indonesia mengalami defisit dua bulan berturut-turut. Pada perdagangan bulan April 2012 Indonesia mengalami defisi sebesar 641 juta dolar AS, dan defist lagi pada bulan Mei 2012 sebesar 485,9 juta dolar AS. Namun, secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Mei masih surplus 1,52 miliar dolar AS. Tetapi perdagangan pertanian kita masih positif.
Saya bukannya munafik, karena saya juga sering makan buah-buahan import yang kualitasnya lebih baik daripada produk lokal. Saya menulis artikel ini karena saya miris karena berbanding terbalik dengan kenyataan, Indonesia tanah yang subur apa saja bisa ditanam di Indonesia malah lebih banyak mengimpor.
Buat apakah tanah yang subur dan tanah yang luas, buat apa juga lembaga-lembaga riset, kalau masih impor.
China adalah negara yang banyak mengekspor produk pertaniannya ke Indonesia. mereka saja bisa produksi beraneka macam pertanian, kenapa kita tidak ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar